Sabtu, 07 Januari 2023

5 Project Inovasi IoT bidang Pertanian dan Peternakan

Gambaran umum Penerapan Teknologi pada bidang Pertanian dan Peternakan

Sejak saya kecil saya selalu diajarkan bahwa Indonesia merupakan negara yang subur, memiliki beraneka flora dan fauna, bahkan dengan luas negara yang cukup besar. Akan tetapi, entah kenapa saya merasa hasil tani maupun ternak di Indonesia tidak begitu memuaskan, baik itu dalam hal kualitas maupun kuantitas. Ya memang tidak semua, ada yang berkualitas, tapi jika secara persentase, jumlah yang berkualitas itu masih sangat sedikit.

Baca Juga : 5 Project IoT Bidang Kesehatan

Negara lain yang justru tidak memiliki tanah yang luas dan subur, apabila dilihat sekarang justru memiliki kualitas hasil tani dan ternak yang lebih baik. Bagaimana itu bisa terjadi? mereka memanfaatkan teknologi untuk memecahkan solusi dari keterbatasan di negara mereka. Sedangkan indonesia? yang saya rasakan masyarakat masih terlalu euforia dengan gelar bahwa indonesia sebagai negara yang subur. Sehingga kita kurang memperhatikan tentang teknologi ini.

Memang tidak masalah kita berpegang kepada predikat bahwa indonesia sebagai negara yang subur, tetapi seiring perkembangan zaman, permasalahan didunia juga semakin banyak dan baru. Seperti masalah lingkungan, iklim, penyakit dan lain-lain, dimana semua hal itu bisa mempengaruhi hasil pertanian dan peternakan. Sehingga Indonesia tidak boleh pasrah saja, mentang-mentang kita punya modal tanah dan iklim yang bagus, bukan berarti hasil pertanian dan peternakan kita akan selalu bagus. 

Beberapa masalah lingkungan, iklim, dan penyakit, perlu kita cari solusinya. Karena sering saya mendengar adanya gagal panen akibat cuaca ekstrim, dan banyaknya hewan ternak yang mati karena wabah. Teknologi yang semakin canggih tentu bisa menawarkan solusi diberbagai bidang, tidak terkecuali dibidang pertanian dan peternakan. 

Internet of Things merupakan teknologi yang bisa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah dibidang pertanian dan peternakan. Dengan Internet of Things, tingkat kualitas, kuantitas dan efisiesnsi dalam bertani dan berternak akan semakin baik. Dan tentu saja hasil akhirnya akan memberi kita banyak keuntungan. Berikut ini 5 contoh penggunaan IoT dibidang pertanian dan peternakan :

1. Monitoring Kualitas Tanah/Tanaman

Kualitas tanah merupakan hal yang krusial. Berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan tanaman berasal dari tanah. Biasanya untuk tanaman tertentu perlu kondisi tanah yang spesifik. Dengan menggunakan IoT kita bisa melakukan pemantauan kualitas tanah yang meliputi suhu tanah, NPK, kadar air volumetrik, radiasi fotosintesis, potensi air tanah, dan kadar oksigen tanah.

Nantinya hasil pembacaan menggunakan sensor dari beberapa ataupun semua variabel tersebut akan dikirim ke komputer melalui internet. Data yang didapat akan dikumpulkan dan diolah untuk mengambil keputusan apa yang harus dilakukan untuk menjaga kualitas tanah. 

Misalnya seperti penambahan atau pengurangan air, tingkat pemberian pupuk, dan lain sebagainya.Hal tersebut tentu saja dapat dilakukan secara manual maupun secara otomatis melalui sistem aktuator, yang bisa berupa robotik sederhana.

2. Monitoring Kualitas Air (ternak ikan)


Sama halnya dengan tanah, kualitas air dalam bidang peternakan ikan atau komoditas air lainnya adalah hal yang krusial. Guna pemantauan kualitas air, dapat digunakan sensor-sensor yang mampu mengambil parameter-parameter. Contohnya seperti, sensor pH, sensor kekeruhan, sensor, kelembaban dan sensor suhu. Bahkan lebih jauh lagi, kita bisa menggunakan sensor untuk mendeteksi kadar oksigen dalam air.

Hasil pembacaan dari sensor tersebut bisa dikumpulkan dan olah untuk mengambil sebuah keputusan. Kita bisa menggunakan aksi secara manual terhadap hasil monitoring, atau secara otomatis. Misalnya seperti menghubungkan sistem dengan filter yang hidup berdasarkan hasil pembacaan sensor, ataupun penambahan zat lainnya kedalam air.

3. Pengendali Hama


Hama merupakan masalah yang serius bagi para petani sekarang ini. Tidak sedikit kasus gagal panen akibat serangan hama. Hama bisa dikendalikan dengan menggunakan pestisida atau dengan cara mekanikal untuk mengusir hama. 

Teknologi yang bisa diterapkan adalah dengan menempatkan sensor pestisida, hal ini memungkinkan kita untuk menyemprotkan pestisida dengan takaran yang tepat. Tidak kelebihan dan tidak kurang.

Cara yang lain adalah dengan menggunakan kamera, sensor gerak, ataupun memancing hama dengan cahaya. Selanjutnya dilakukan otomatisasi aktuator, seperti mekanisme membunuh hama ketika sensor mendeteksi adanya hama. Dengan menggunakan teknologi akan memberikan efisiensi dalam mengendalikan hama, apalagi untuk lahan yang luas.

4. Pemberi Makan Otomatis


Pemberi makan otomatis atau auto feeder ini merupakan hal yang sederhana. Dimana kita hanya perlu mengatur keluarnya makanan melalui trigger tertentu. Paling sederhana adalah berdasarkan waktu. Jadi apabila waktu sudah menunjukkan waktu makan bagi hewan, aktuator akan bergerakn untuk mengeluarkan makanan dengan jumlah tertentu.

Lebih jauh lagi bisa menggunakan pola AI untuk menganalisa psikologi hewan. Sehingga memungkinkan bagi kita untuk mengetahui kapan hewan itu merasa lapar. Sensor yang bisa digunakan adalah kamera. Untuk mekanisme aktuator kurang lebih sama dengan yang diatas.

5. Automatic Harvesting


Pemanen otomatis ini lebih memberikan tingkat efisiensi dalam bekerja. Tingkat kualitas hasil panen tidak akan berpengaruh. Bayangkan saja jika pada yang luas, pasti dibutuhkan tenaga kerja yang banyak. Tetapi dengan adanya Pemanen otomatis akan lebih hemat tenaga dan waktu.

Sistem yang bisa diterapkan adalah mekanisme robotika. Cara memanennya menyesuaikan dengan jenis tanaman. Bisa menggunakan mekanisme memotong, memetik, maupun dengna cara memberikan getaran.

Sedangkan untuk sistem sensornya, bisa digunakan mekanisme image processing yang menggunakan kamera. Hal ini berguna untuk mendeteksi buah mana yang bisa dipanen.

Share:

0 comments:

Posting Komentar

sumberdipercaya.com